Summer Break

I got two months for holiday and I think its more than enough. Mengingat rekening bank sudah menunjukkan tanda-tanda kebangkrutan. Jadi saya mulai mencari lahan di Jakarta untuk dipacul, mencari segenggam berlian, zamrud dan permata. Kok bisa lama sih liburannya? Jelas saya mengundurkan diri dari perusahaan tempat saya bekerja. Kenapa? Jawabannya sederhana, tempat saya untuk berkembang bukanlah disana, I just know it.

I swear, it feels sooooo good. Bangun siang, tidur subuh, dan hal leyeh-leyeh lainnya. Bahkan, saya bisa mewarnai rambut dengan warna orange, sesuatu yang tak bisa dilakukan saat bekerja. 

Banyak pertanyaan seperti "Emangnya udah dapet kerjaan lain, udah resign aja?", "Gila, foya-foya, susah sih anak tunggal gak bisa kerja maunya seneng terus.", atau "Her hair is awesome, I wish I can do that.". Banyak yang terang-terangan bertanya, ada juga yang bicara lewat tatapan mata. 

Gaes, semua itu tentang pilihan. Pernyataan You Only Live Once itu salah besar, You Only Die Once. Hidup itu setiap hari, setiap menit yang seharusnya diisi dengan hal yang akan diingat nantinya. 

Memang sih semuanya butuh uang, jalan ke mall, makan, senang-senang. Tapi apa artinya jika uang itu sendiri yang jadi tolak ukur kebahagiaan seseorang. Apa jadinya jika uang lah yang memegang peranan arti hidup seseorang? dan kita lupa bahwa disetiap hari kita hidup, kematian juga bisa datang menjemput tanpa pemberitahuan. 

Satu hal yang paling menyebalkan adalah penyesalan dan pengandaian. 

There is more to life than making a living. Do not work more than you live.

-Mokokoma Mokhonoana-

Until next post, strangers!