Enaknya di Bandung
Setelah lima hari terpapar stressnya Ibukota, ada baiknya mengakhiri minggu dengan liburan singkat. Tujuan paling favorit warga Jakarta adalah kota Bandung. Selain terkenal dengan pusat belanja dan surga kuliner, kang Ridwan Kamil juga simbol dari Bandung itu sendiri, kasep pisan kok jadi walikota jadi artis aja atuh. *ehe...ehe..* Kembali ke topik semula, maka dari itu pula penduduk Jakarta hijrah ke Bandung setiap Sabtu dan Minggu. Tau darimana? Lihat aja plat mobilnya, sepanjang mata memandang semuanya plat B! Tapi tetap kok Bandung pujaan hati, macet doang mah warga Jakarta sudah kebal.
source: www.google.com |
Pertanyaan yang pasti muncul jika bepergian adalah mau menginap dimana nih? Secara akhir minggu di Bandung mah pasti rebutan hotel. Sejak Agustus 2014 lalu, Sheraton Bandung Hotel & Towers telah selesai melakukan renovasi seluruh ruangan hotel, restoran dan fasilitas lainnya. Hadir dengan 156 kamar tamu, Sheraton Bandung didekorasi dengan sentuhan tradisional dan kontemporer Bandung.
![]() |
source: www.geretkoper.com |
DAY 1
Lari dari kepenatan hari kerja, saya merencanakan untuk menikmati fasilitas hotel yang sangat lengkap. Dimulai dari mencoba Sunday Brunch yang disajikan di Feast Restaurant yang sudah direkomendasikan banyak orang karena menu buffetnya yang super duper menggoda. Dua jam kemudian, sembari meratapi perut buncit, saya akan membaca buku atau sekedar mendengarkan koleksi lagu dari iPod di pinggiran kolam renang. *semoga ada yang cucok ya cyinnn*
![]() |
source: www.geretkoper.com |
Memasuki petang hari bagian Bandung, kurang lengkap rasanya kalau tidak berkunjung ke factory outlet, penelitian mengatakan bahwa belanja itu mengurangi tingkat stres. *kata gue, iya-in aja*
Saya memang nggak berniat jauh-jauh ke daerah lainnya karena ya seperti yang sudah saya bilang ma-cet. Jalan kaki di Dago merupakan pilihan paling benar karena disepanjang jalan sudah banyak Factory Outlet, makanan kaki lima maupun makanan bintang lima, buang-buang waktu juga rasanya jika harus memindah-mindahkan mobil dari satu parkir ke parkir lainnya. Belum lagi bisa lihat aktifitas dari anak-anak muda kreatif Bandung.
Puas belanja, saya penasaran dengan Dago Tea House yang terletak di daerah perbukitan Bandung Utara dan tidak, saya tidak jalan kaki kesini, bisa sengklek kaki.
Live music adalah hal umum yang bisa kita temui di restoran. Lain hal dengan Dago Tea House, setiap sabtu malam ditempat ini diadakan pagelaran seni budaya Sunda seperti Jaipong, Karawitan, Angklung, Tembang Sunda, dll. Asyik kan? Belum lagi bisa lihat pemandangan malam Kota Bandung.
DAY 2
Pagi, Bandung! Pagi-pagi gini enaknya berenang cantik di kolam renang, biar seger euy. Sejam aja cukup, soalnya saya nggak mau kelewatan sarapan di Sheraton Hotel. Bagi saya sarapan di Hotel itu wajib hukumnya, apalagi kalau bukan kenikmatan menu yang disediakan oleh koki-koki handal Sheraton. Jangan lupa difoto dulu biar eksis di Instagram!
Bicara soal Instagram, beberapa bulan lalu saya banyak mendengar tentang adanya Tebing Instagram. Ternyata, oh ternyata tebing itu aslinya bernama Tebing Keraton yang katanya tidak begitu jauh dari Hotel. *dimana sih?*
Sering disebut Tebing Instagram karena banyaknya orang yang sudah berfoto disana dan di-eksis-kan di Instagram. *ooohh begituuu. Ikutan ah*
Tapi ternyata rame bangettt bok jadi kalau mau pergi kesana harus subuh selain itu yang membuat tebing ini indah ketika subuh adalah kabutnya. Eh, kalo mau kesini ajak pacar kali ya biar ada yang angetin, *hihihi* Dingin banget ya kan subuh-subuh sudah di pinggir tebing. nggak punya pacar? Bawa jaket tebel dan pantang lihat kiri kanan, mupeng nggak ditanggung!
source: www.pergidulu.com |
Menjelang siang, saya pengen berenang lagi, lalu leyeh-leyeh di pinggiran kolam renang, lalu nyebur lagi ke kolam dan nyobain Shine Spa yang menjadi salah satu fasilitas Hotel. Lumayan ngerenggangin badan sebelum masuk hari senin. *TIDAAAKKKKK*
Sedih ya sudah harus kembali ke realitta "besok senin", boleh nggak libur terus sepanjang weekdays? *semoga bos nggak lihat blog ini*
Membayangkan harus kembali ke Jakarta artinya kebayang juga macet dan bunyi-bunyi klakson tanpa henti, deadline perkerjaan yang masih menanti dan tanggal gajian yang masih lama.
Komentar
Posting Komentar