Masa Sekolah
Banyak yang bilang masa SMA adalah masa paling indah yang dimiliki seseorang. Menurut gue, masa SMA itu bukan masa paling indah saja, tapi paling enteng, paling bisa bebas, tempat paling cocok merasakan suka-sukaan dibalas ataupun bertepuk sebelah tangan. Masa dimana siswa yang belajar rajin ataupun malas akan tetap sama-sama lulus. Masa dimana duduk sama lawan jenis bisa bikin gue deg-deg serrr.
Sekolah yang paling dekat dengan rumah gue adalah sekolah dengan nuansa Katolik. Berangkat ke sekolah jam setengah tujuh pun, masih gue yang paling pertama di kelas. Jadilah gue yang buka tirai, buka jendela, hapus papan tulis kotor. Rasanya gue pengen kirim cv jadi part timer OB sekalian.
Gue paling suka kalau bulan-bulan acara keagamaan berlangsung. Kenapa? Seharian nggak belajar lho, siapa yang nolak? Belom lagi bisa pulang lebih awal. Acara yang paling sering diadakan adalah misa bersama di Aula. Tiga angkatan kumpul jadi satu, yang senior nyari benih-benih muda, yang junior juga berasa keren bisa ngecengin senior.
Dalam misa Katolik, ada bagian yang dinamakan komuni. Singkatnya, komuni adalah makan tubuh Yesus (bentuknya roti kecil) yang telah mengorbankan diriNya untuk menebus dosa-dosa manusia. Syarat mengikuti komuni ini, seseorang harus sudah dibaptis. Jadi yang belum dibaptis dan bukan Katolik duduk anteng sembari cuci mata. *Ngaku lo?!*
Posisi dari seluruh ruangan aula tempat diadakan misa, ditata dengan posisi theater dan diberi jarak ditengah untuk antrian komuni dan di pojok kiri kanan untuk kembali ke tempat duduk. Ketika SMA kelas 1, gue belum dibaptis secara Katolik dan hanya duduk ditempat jika komuni berlangsung. Suatu saat, gue memilih duduk di paling pinggir kanan sehingga gue bisa lihat senior-senior OSIS yang wara-wiri ngurusin kegiatan.
"Eh, ternyata cakep juga ye dia."
"Duh, duh, ketauan ngeliatin lagi."
"Lah, kok yang ganteng gitu nggak pernah kelihatan di kantin ya."
Adalah beberapa alasan kenapa gue duduk dipinggiran. *HAHAHAHAHA*
Asyik ngecengin yang ganteng-ganteng, tiba-tiba sohib dari jaman SD, sebut saja Mawar, lewat dan gue bertatapan dengan dia. Reflek gue ngomong sambil ngikik, "Jih, lo ngapain makan roti, besok juga berbuat dosa lagi". Gue ngomong dengan suara kecil tapi mungkin gerakan bibir gue kebaca dan Mawar membalas dengan satu kata terbangkhe yang pernah gue denger "C*P*T". Artinya apa? Silahkan saja tebak sendiri.
Setelah Mawar lewat, gue tetiba tersadar kalo dia MASIH NGEMUT ROTI DIDALAM MULUTNYA ketika dia menyebut kata bangkhe itu!! Tuhan, maafkan Mawar. Mawar, maafkan gue, gue nggak sanggup lagi menampung kejadian itu buat diri gue sendiri.
The End
Komentar
Posting Komentar