Bali ( 29 Nov - 2 Des 2016 )
Hello,
The Day! yipiii...
Seharusnya jam keberangkatan ke Bali adalah jam delapan malam dan gue tiba di airport jam setengah enam. Niat abis ye! Alhasil, makan dulu biar nggak kelaperan karena bakalan tiba di Bali itu kira-kira nyaris tengah malam. Sekitar jam tujuh, gue memutuskan untuk masuk ke boarding room karena bingung mau ngapain lagi. Ketika menuju ke sana gue ngegerutu ke pacar gue kenapa bukan beli yang keberangkatan jam tujuh aja karena, oh, karena flight gue delay sampai jam 9 malam. Begitu sampai, kami ditegur oleh staff bandara untuk dicek boarding pass dan SURPRISE, bless you wherever you are, sir, flight kami diubah menjadi jam tujuh, yang artinya harus masuk pesawat sekarang juga. Yang artinya harus agak lari karena beda gate, dan gatenya agak jauh, dan capek, bok.
Tiba di Bali, langsung menuju ke hotel. Begitu masuk, gue agak kaget karena jalanannya benar-benar tidak bisa masuk mobil, untungnya supir grab gue berani masuk dan mundur dengan susah payah. Standing applause for his effort.
Spunky Kuta Premiere
Super hoki banget, gue dapat di sini karena untuk empat hari tiga malam, gue cuma perlu membayar seharga kurang dari 400 ribu rupiah. Buat gue, hotel ini cukup banget. Lokasi di Kerobokan, punya penyewaan motor, ada sarapan, ada wifi, bahkan ada kolam renang. The best thing is I got the room with pool view, right in front my room. Rajin-rajinlah membandingkan satu penawaran dengan penawaran yang lain kalau mau hemat budget.
Sarapannya cukup enak dan mengenyangkan. Ini yang gue suka banget, roti bakarnya itu manis doang rasanya tapi nggak gosong dan pinggirannya garing (hari terakhir ada meses), jus buah, dan tiga macam buah-buahan yang sudah dipotong. Kolam renangnya wueeenakkk tenan, bersih, walaupun agak kecil. Nah, ini udah gue sebutkan gue dapat harga murah, jangan ngelunjak, di sini nggak bisa masuk mobil. Lokasi hotelnya sendiri harus masuk ke dalam gang lebih kecil lagi yg hanya muat motor. Soal kamar, gue suka pintu kamar yang memakan pintu geser sehingga berkesan seperti resort, begitu buka pintu langsung bisa byurr ke kolam. Kasurnya? Gue bisa bilang Spunky punya kasur dan selimut paling enak untuk ukuran hotel murah. Serius, gue nggak bohong, nggak disponsorin juga, TOP.
Lanjut ke hari kedua gue di Bali. Tujuan pertama gue adalah makan siang di Warung Babi Guling Pak Malen yang lokasinya deket banget sama hotel. Tentu saja, gue bakal pamer si babi tersebut. The best part of this food, menurut gue adalah kuahnya, gurih asin gimana gitu, tak terjelaskan dengan kata-kata deh
Perut kenyang, hati pun senang, setelah makan asin enaknya makan manis. Hands up umtuk siapapun yang setuju dengan pernyataan gue. Jadilah kami pergi menuju ke Gusto Gelato, tempat paling mainstream yang nggak boleh terlewatkan kalau lagi di Bali. Murah, enak, apalagi sama pacar. Ehe...
Sebelum pergi ke Bali, gue sudah memperhatikan dan mencari tahu cuaca di Bali bulan Desember. Katanya tiap siang di Bali selalu hujan, dimulai dari panas cerah dari pagi sampai siang lalu hujan gerimis hampir lebat sampai sore hari. Hiks, sedih deh kalau lagi hujan, agak-agak kurang pol gitu kan, lagi jalan-jalan tiba mendung lalu kehujanan.
Bicara lagi soal makanan, gue punya restoran favorit di Bali, Sisterfields. Kalian bisa klik review gue beberapa bulan lalu soal Sisterfields di awal tahun 2016. Kali ini, gue balik lagi ke sini, simply karena gue suka ambience mereka yang cozy dan rasa makanan yang berbandinng lurus dengan harga.
Liburan ke Bali ini benar-benar gue habiskan untuk santai-santai. Di hari selanjutnya, barulah gue pergi ke Finns Beach Club. Penasaran juga ngerasain gaya liburan mevvah, nongkrong nungguin matahari terbenam di kolam pinggir pantai. Tadinya pengen ke Sunday Beach Club, tapi kok mahal ya. Finns Beach Club adalah solusi terbaik. Harga minimum yang harus dihabiskan adalah lima ratus ribu rupiah dnegan deposito satu juta rupiah. Lima ratus ribu ini bisa dihabiskan untuk makanan dan minuman, belom lagi bisa leha-leha di daybed yang sudah disediakan. Jika kalian masih merasa kemahalan, nongkrong di barnya pun nggak masalah, nggak ada minimum charge yang ditentukan.
Jika kalian pengguna social media sejati, pasti tahu tentang makanan sehat yang lagi hits di Bali. Nalu Bowls, berkembang di Bali dan baru-baru ini membuka cabang di daerah Kemang. Awalnya, gue nggak begitu tertarik dengan tampilannya, terlalu sehat buat penggemar makanan pinggir jalan seperti gue. Tapi, ya, mumpung sudah di Bali, kenapa nggak sekalian nyobain. Datanglah kami ke Nalu Bowls di Legian, tempatnya imut-imut banget dengan banyak orang kepengen makan di situ.
Harga semangkoknya cukup mahal mengingat kalau belanja dan bikin sendiri bakal bisa ngasih makan lebih dari dua orang.
Pertama cari tempatnya, kok, riweh banget. Jalannya kecil, tempat duduknya cuma sedikit dan yang paling gue takutin di sana, banyak lebah! Begitu icip-icip, ya okelah buat selingan makanan sehat.
Next Blog: Bali (2 Des - 4 Des 2016), Move to Sanur
Thank you for reading
The Day! yipiii...
Seharusnya jam keberangkatan ke Bali adalah jam delapan malam dan gue tiba di airport jam setengah enam. Niat abis ye! Alhasil, makan dulu biar nggak kelaperan karena bakalan tiba di Bali itu kira-kira nyaris tengah malam. Sekitar jam tujuh, gue memutuskan untuk masuk ke boarding room karena bingung mau ngapain lagi. Ketika menuju ke sana gue ngegerutu ke pacar gue kenapa bukan beli yang keberangkatan jam tujuh aja karena, oh, karena flight gue delay sampai jam 9 malam. Begitu sampai, kami ditegur oleh staff bandara untuk dicek boarding pass dan SURPRISE, bless you wherever you are, sir, flight kami diubah menjadi jam tujuh, yang artinya harus masuk pesawat sekarang juga. Yang artinya harus agak lari karena beda gate, dan gatenya agak jauh, dan capek, bok.
Tiba di Bali, langsung menuju ke hotel. Begitu masuk, gue agak kaget karena jalanannya benar-benar tidak bisa masuk mobil, untungnya supir grab gue berani masuk dan mundur dengan susah payah. Standing applause for his effort.
Spunky Kuta Premiere
Super hoki banget, gue dapat di sini karena untuk empat hari tiga malam, gue cuma perlu membayar seharga kurang dari 400 ribu rupiah. Buat gue, hotel ini cukup banget. Lokasi di Kerobokan, punya penyewaan motor, ada sarapan, ada wifi, bahkan ada kolam renang. The best thing is I got the room with pool view, right in front my room. Rajin-rajinlah membandingkan satu penawaran dengan penawaran yang lain kalau mau hemat budget.
Sarapannya cukup enak dan mengenyangkan. Ini yang gue suka banget, roti bakarnya itu manis doang rasanya tapi nggak gosong dan pinggirannya garing (hari terakhir ada meses), jus buah, dan tiga macam buah-buahan yang sudah dipotong. Kolam renangnya wueeenakkk tenan, bersih, walaupun agak kecil. Nah, ini udah gue sebutkan gue dapat harga murah, jangan ngelunjak, di sini nggak bisa masuk mobil. Lokasi hotelnya sendiri harus masuk ke dalam gang lebih kecil lagi yg hanya muat motor. Soal kamar, gue suka pintu kamar yang memakan pintu geser sehingga berkesan seperti resort, begitu buka pintu langsung bisa byurr ke kolam. Kasurnya? Gue bisa bilang Spunky punya kasur dan selimut paling enak untuk ukuran hotel murah. Serius, gue nggak bohong, nggak disponsorin juga, TOP.
Lanjut ke hari kedua gue di Bali. Tujuan pertama gue adalah makan siang di Warung Babi Guling Pak Malen yang lokasinya deket banget sama hotel. Tentu saja, gue bakal pamer si babi tersebut. The best part of this food, menurut gue adalah kuahnya, gurih asin gimana gitu, tak terjelaskan dengan kata-kata deh
Perut kenyang, hati pun senang, setelah makan asin enaknya makan manis. Hands up umtuk siapapun yang setuju dengan pernyataan gue. Jadilah kami pergi menuju ke Gusto Gelato, tempat paling mainstream yang nggak boleh terlewatkan kalau lagi di Bali. Murah, enak, apalagi sama pacar. Ehe...
Sebelum pergi ke Bali, gue sudah memperhatikan dan mencari tahu cuaca di Bali bulan Desember. Katanya tiap siang di Bali selalu hujan, dimulai dari panas cerah dari pagi sampai siang lalu hujan gerimis hampir lebat sampai sore hari. Hiks, sedih deh kalau lagi hujan, agak-agak kurang pol gitu kan, lagi jalan-jalan tiba mendung lalu kehujanan.
Bicara lagi soal makanan, gue punya restoran favorit di Bali, Sisterfields. Kalian bisa klik review gue beberapa bulan lalu soal Sisterfields di awal tahun 2016. Kali ini, gue balik lagi ke sini, simply karena gue suka ambience mereka yang cozy dan rasa makanan yang berbandinng lurus dengan harga.
Liburan ke Bali ini benar-benar gue habiskan untuk santai-santai. Di hari selanjutnya, barulah gue pergi ke Finns Beach Club. Penasaran juga ngerasain gaya liburan mevvah, nongkrong nungguin matahari terbenam di kolam pinggir pantai. Tadinya pengen ke Sunday Beach Club, tapi kok mahal ya. Finns Beach Club adalah solusi terbaik. Harga minimum yang harus dihabiskan adalah lima ratus ribu rupiah dnegan deposito satu juta rupiah. Lima ratus ribu ini bisa dihabiskan untuk makanan dan minuman, belom lagi bisa leha-leha di daybed yang sudah disediakan. Jika kalian masih merasa kemahalan, nongkrong di barnya pun nggak masalah, nggak ada minimum charge yang ditentukan.
Jika kalian pengguna social media sejati, pasti tahu tentang makanan sehat yang lagi hits di Bali. Nalu Bowls, berkembang di Bali dan baru-baru ini membuka cabang di daerah Kemang. Awalnya, gue nggak begitu tertarik dengan tampilannya, terlalu sehat buat penggemar makanan pinggir jalan seperti gue. Tapi, ya, mumpung sudah di Bali, kenapa nggak sekalian nyobain. Datanglah kami ke Nalu Bowls di Legian, tempatnya imut-imut banget dengan banyak orang kepengen makan di situ.
Harga semangkoknya cukup mahal mengingat kalau belanja dan bikin sendiri bakal bisa ngasih makan lebih dari dua orang.
Pertama cari tempatnya, kok, riweh banget. Jalannya kecil, tempat duduknya cuma sedikit dan yang paling gue takutin di sana, banyak lebah! Begitu icip-icip, ya okelah buat selingan makanan sehat.
Next Blog: Bali (2 Des - 4 Des 2016), Move to Sanur
Thank you for reading
Komentar
Posting Komentar