Le Pirate Beach Club, Nusa Ceningan


Cerita berlanjut ke dua hari terakhir di Bali. You should read about my last post about my experience in Penida. Hari masih panjang ketika gue memutuskan untuk cabut dari Penida. Jam 12 teng, gue udah kembaliin motor pinjaman ke pelabuhan dan langsung ngerasa beruntung banget karena ternyata bensin motor habis gue pake selama 4 jam di sana. Untung nggak pas gue lagi di tengah hutan sana tuh motor habis bensin, bisa habis juga kaki gue kalo dorong motor dengan keadaan jalanan begitu. Sayang ya gue nggak sempet mengabadikan jalanan di Nusa Penida, saking gue udah kecapekan dan kepengen balik aja.

Cerita Penida pindah ke Ceningan, cara berpindah-pindahnya hanya tinggal sewa kapal masyarakat umum yang ada di sana, sekali jalan dihargai 150 ribu rupiah, sedangkan untuk di pulaunya tetap sewa motor seharga 80-100 ribu rupiah sudah termasuk bensin. Kalau mungkin ada yang jago tawar menawar, ya, mungkin bisa dapat harga lebih murah. Pulau Ceningan lebih kecil dari Penida dan Lembongan jika kalian mau jalan kaki saja juga bisa kok. Signal handphone pun lebih bagus di sini. Hidup Google Maps!

Ada satu penginapan bernama Le Pirate Beach and Resort di Ceningan yang sempat jadi tujuan untuk menginap tadinya. Penginapan di sini sama halnya dengan Lembongan berbentuk cottage per kamar langsung menghadap kolam renang dan laut. Masing-masing kamar disediakan hammock dan kasur tipis untuk leyeh-leyeh atau sekedar berjemur. Gue pun mampir kepengen santai juga di sini sambil ngisi energi lagi yang ketinggalan di Penida. Segitu capeknya, ya, iya segitu capek banget kami.




Cakeps banget guys, kolamnya, lautnya, apalagi ya, enak deh pokoknya. Cuacanya aja yang kurang mendukung, selama gue di Bali pasti hujan, setiap hari. Ini gue lagi enak-enak main air di kolam, nggak lama hujan lebat. Menunggu lah gue sambil makan, makan lagi coba kerjaaan gue, nggak heran kan badan jadi lebar. 30 menit kemudian, matahari bersinar lagi sedikit dan kami mencoba untuk keliling objek di sini.

Kebanyakan tempat di sini tempat untuk memacu adrenaline seperti terjun dari tebing dan karena gue masih sayang nyawa jadinya cuma foto-foto saja. Ngeri, bok!




Hari berikutnya, kami kembali ke Pulau Bali dan kepengen banget main air di laut untuk hari terakhir. Pilih-pilih pantai yang tidak terlalu mahal akhirnya terpilih lah Uluwatu. Sayangnya, air laut lagi pasang dan gue bawa banyak barang elektronik di tas. Mau ditinggal nggak mungkin, mau balik lagi ke mobil, kok jauh banget ya naiknya.  Inilah akibat mau eksis di media sosial jadinya nggak bisa menikmati moment. 

Until next post!

Komentar

Postingan Populer